Persamaan dan Perbedaan Indonesia dan Negeri Luar

Mepandes: Pengukiran Gigi - Ritus Peralihan Budaya Bali

balinese-rites-of-passage-far-horizon-culture-in-bali-tooth-filing

Salah satu ritus terpenting untuk warga Bali adalah upacara pengukiran gigi atau juga disebut Mapandes. Mapandes seharusnya dilakukan sebelum menikah dari antara umur enam sampai delapan belas. Fokus dari ritus peralihan ini adalah untuk menyimbolkan kalau seseorang telah dengan secara resmi dalam budaya orang Bali telah menjadi dewasa melebihkan mengukir gigi depan si anaknya. Niat dari mengukir giginya adalah untuk menyeimbangkan gigi runcing secara estetis. Gagasannya adalah menyiapkan sang remaja untuk dewasa dan menikah. 

Perburuan Singa Suku Maasai

serengeti
Memburu singa adalah salah satu ritus peralihan terpenting untuk warga Maasai. Ritus ini menandai datangnya usia untuk anak laki-laki Masai yang sudah berusia dua-belas sampai dua puluh lima tahun. Warga Kenya selalu menggantikan kelas prajurit mereka setiap enam sampai sepuluh tahun. Generasi prajurit selanjutnya akan disunat dan dipindahkan ke perkemahan prajurit dan tinggal disana sampai prajurit-prajurit baru datang. Zaman dahulu, kandidat prajurit harus menguntit dan membunuh seekor singa hanya dengan tombak sebelum mereka dapat dianggap prajurit, namun zaman sekarang semua singa dilindungi oleh pemerintah.
Ritus peralihan warga Bali dan suku Maasai memang sangat berbeda dari berbagai aspek seperti siapa
saja yang boleh ikut ritus peralihannya, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan ritusnya, tingkat
kesulitan untuk menyelesaikan ritusnya, dan tujuan-tujuan dari ritusnya. Mepandes membolehkan
semua orang yang berumur enam sampai delapan belas tahun asalkan mereka belum menikah.
Yang boleh ikut Mepandes termasuk laki-laki dan perempuan walaupun mereka mempunyai perbedaan
dan batasan yang membuat mereka berbeda dari yang lain. Perbedaan tersebut bisa jadi kekurangan
fisik seperti kaki atau lengan yang patah. Contoh perbedaan yang lain dapat menjadi kekurangan dari
aspek biologi seperti hormon yang kelebihan atau kekurangan.
Image result for men and woman bali
(Gambar dari “Bali Asmara”)
Suku Maasai tidak dapat membiarkan sembarangan orang untuk ikut ritus peralihannya karena para
kandidat dapat kehilangan nyawa mereka saat menjalani ritus tersebut. Mereka pastinya hanya
membolehkan anak-anak yang badan besar, tangguh, kuat, pemikir kritis, dan dapat bekerja sebagai tim.
Oleh karena itu suku Maasai tidak membolehkan perempuan untuk mengikuti ritus peralihan memburu
singa karena dari perspektif mereka perempuan tidak seharusnya memburu dan menjaga suku mereka
tetapi menjaga rumah dan anak-anak. Suku Maasai juga tidak dapat membolehkan warga yang
memiliki kekurangan fisik dan biologi seperti lengan patah atau hormon lebih karena dari sisi pandang
mereka, warga yang memiliki kekurangan hanya akan menjadi beban untuk para prajurit-prajurit Maasai.
Related image
(Gambar oleh Malia Johnson dari “University News”)
Ritus peralihan Mepandes juga tidak akan memakan waktu yang lama. Mepandes itu hanya sekedar
membentuk gigi menjadi lebih rapi. Ritusnya tidak akan memakan waktu lebih dari dua jam akan
tetapi bukan hanya pengukiran gigi saja yang terlibat dalam Pemandes. Seperti kebanyakan tradisi
yang berkaitan dengan agama, pasti akan diadakan upacara sebelum atau sesudah pengukiran gigi.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan ritus peralihan suku Maasai tidaklah mirip dengan
Pemandes. Suku Maasai mengirim para kandidat ke kema untuk prajurit dengan maksud untuk
membiarkan para kandidat belajar menjadi prajurit tanpa keluarga mereka selama paling lama enam
tahun. Ritus peralihan suku Maasai akan tetapi bukanlah membuat kandidat pejuang berkemah
bertahun-tahun melainkan apa yang mereka akan lakukan untuk diterima masuk perkemahan para
prajurit yaitu memburu singa. Tidak bisa dikatakan dengan pasti kira-kira berapa lama waktu akan
dimakan untuk memburu singa karena aspek-aspek yang berjenis. Tiga contoh aspek tersebut adalah
waktu latihan yang dibutuhkan untuk mempersiapkan para kandidat prajurit untuk memburu singa,
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari singa secara diam-diam agar singanya tidak kabur,
berapa lama yang dibutuhkan untuk melawan singanya langsung karena seekor singa tidak akan kalah
secara muda apalagi dengan alat primitif suku Maasai.
Image result for mepandes
(Gambar oleh Wayan Panca Wirata dari “Bali Hindu Damai Dumai”)

Ada beberapa persamaan antara kedua ritus peralihan tersebut yaitu adalah keduanya akan
menggantikan kandidat secara fisikal. Acara utama dari ritus peralihan Mepandes adalah pengukiran
gigi. Di acara tersebut gigi para kandidat untuk ritus peralihan akan di ukir dan dibersihkan oleh ahli
dental karena harus dipastikan kalau pengukiran giginya dilakukan dengan benar dan tidak akan
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Selain ahli dental, acara ritus peralihan juga
membutuhkan ahli budaya Bali agar pengukiran gigi telah dijalankan sesuai yang diinginkan, kalau
tidak maka ritus peralihan Mepandesnya tidak sah.
Image result for mepandes
(Gambar dari “Dewata’s Trip”)
Ritus peralihan suku Maasai juga merubah para kandidat prajurit secara fisikal karena mereka akan
berlatih untuk persiapan memburu singa. Para kandidat prajurit tidak mungkin akan langsung membawa
tombak mereka dan menusuk singa dari depannya, pastinya mereka akan latihan spesial khusus untuk
memburu singa. Latihan khusus tersebut dapat dilihat dari banyak aspek seperti mempelajari titik-titik
lemah singa, cara memakai tombak dan busur yang benar, dan juga olahraga agar badan bugar dan
kuat secara fisikal dan mental saat melawan singa. Latihan olahraga untuk melawan apapun secara
fisikal pastinya akan memakan waktu yang lama terutama jika para kandidat belum terbiasa dengan
kegiatan fisikal. Bagian-bagian dari badan mereka pastinya akan terlihat berbeda setelah olahraga
seperti bicep, otot belakang, dan kaki karena mereka akan memakai otot tersebut habis-habisan untuk
melawan singa.
Image result for lion hunt maasai

(Gambar dari “Lincz”)

Comments

Popular posts from this blog

Penjelasan Ritus Peralihan

Universalitas Ritus Peralihan di berbagai Budaya